Pages

Subscribe:

Salam Pembuka

Labels

Rabu, 16 Mei 2012

MILAD Nasyiatul Aisyiyah Tahun 2012


MILAD NASYIATUL AISYIYAH Ke-81
I. Muqaddimah
Nasyiatul Aisyiyah yang berdiri pada tanggal 28 Dzulhijjah 1349 H bertepatan dengan 16 Mei 1931 M kini telah berusia 81 tahun, usia yang matang bagi suatu organisasi. Sejak kelahirannya hingga saat ini Nasyiatul Aisyiyah tetap konsisten sebagai organisasi kader dan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan, khususnya bergerak pada bidang keperempuanan dan anak. Namun demikian napak tilas pergerakan organisasi yang kita cintai ini, pada upaya penyadaran, pembelaan dan pemberdayaan perempuan dan anak selama 81 tahun ini perlu kembali kita evaluasi, sejauh mana peran Nasyiatul Aisyiyah sebagai salah satu komponen bangsa mampu eksis dan turut ambil bagian dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur bangsa yakni masyarakat sejahtera, adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Nasyiatul Aisyiyah sebagai sebuah gerakan masyarakat juga selalu berusaha untuk dapat membawa situasi negeri ini menjadi lebih baik, dengan cepat menjawab dan memberikan solusi permasalahan - permasalahan yang ada saat ini, dan bersiap untuk bias melihat dan menjawab tantangan yang menghadang di masa depan.
 
Menyadari bahwa negeri ini telah dikaruniai kekayaan yang sangat berlimpah, sumber daya manusia yang banyak dan berkualitas, tetapi masih berkutat pada selisih paham untuk berkuasa, untuk saling memusuhi, saling membohongi dan saling membodohi, karena perubahan perubahan alam pikiran manusia yang semakin cenderung pragmatis, materialistis dan hedonistis yang sebagian besar menjadi perilaku hidup remaja dewasa ini. Penetrasi budaya asing dan multikulturalisme yang meluas di kalangan remaja putri kususnya, semakin nyata dalam kehidupan berbangsa. Jadi sesungguhnya, kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita, Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita, Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara. Dan Wanita adalah kuncinya, sebagai tiang Negara untuk bisa mengajarkan dan menerapkan nilai pada putra putri bangsa yang akan membangun masa depan dan peradaban baru bangsa.

Karena kepeduliannya terhadap keberlangsungan kehidupan perempuan dan keluarga, maka Nasyiatul Aisyiyah, sebagai organisasi dan gerakan putri Islam, pada miladnya yang ke-81 ini mengadakan kegiatan yang dapat menambah keterampilan (skill) yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan meningkatkan pengetahuan di bidang teknologi informatika atau dikenal IT.
 
Semoga segala amal usaha kita diridhai oleh Allah SWT. amin
II. Tema
Tema peringatan Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-81
"Menjemput Masa Depan Perempuan Akhir Jaman, Menyongsong Peradaban Baru Bangsa"
 III. Tujuan
  • Menstimulasi kegiatan di ranting
  • Mempererat silaturahmi antar cabang dan ranting
  • Meningkatkan keterampilan di bidang keputrian
  • Meningkatkan pengetahuan di bidang teknologi informasi.  
  • Menanamkan kesadaran nilai keperempuanan dalam menghadapi tantangan kemajuan jaman
IV. Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan MILAD Nasyiatul Aisyiyah 81 PCNA Tonjong yaitu 
  • Pelatihan Merangkai Hantaran
    hari, tanggal  : Kamis, 17 Mei 2012
    Waktu          : pkl. 09.00 - 12.00 WIB
    Tempat         : Rumah Ibu Dwi Tuti Hastuti
  • Pelatihan IT 
    hari, tanggal  : Kamis, 17 Mei 2012
    Waktu          : pkl. 13.00 - 16.00 WIB
    Tempat         : BROTHER NET Linggapura 
    III. Peserta
    Peserta  dari Ranting se-Cabang Tonjong yaitu :
    Ranting Linggapura, Ranting Dudukan, Ranting Balaikambang, 
    Ranting Tonjong, Ranting Balapusuh, Ranting Kutamendala dan Ranting Nagarayu.
Albirru Manittaqoo


Read More..

Sabtu, 03 Maret 2012

Wajah Ayu Nasyiah Cabang Tonjong

Wajah ayu?
Iya dong...Nasyiah itu kan organisasi perempuan,, sudah tentu orangnya ayu-ayu
apalagi dari tonjong...kan deket dari bumiayu...
Oke, deh...Nasyiah yang ayu-ayu....(ehm, ehm..)
kali ini akan kami tampilkan profil masing-masing pengurus cabang dari Tonjong

 
 Nah...ini saat acara serah terima jabatan 
dari ketua periode muktamar X (2006-2010) ke periode muktamar XI (2010-2014)


 Ketua Umum, Dwi Tuti Hastuti, S.Ag
dari Linggapura (ibukota kecamatan)
Beliau orangnya murah senyum...pinter...rela berkorban
juga mubalighot and pengusaha muda nih...
Kepemimpinannya selalu mengedepankan kepentingan bersama
ingin selalu membawa Nasyiah bermanfaat bagi ummat
 



Ketua I, Afridatul Laela Amar, A.Ma
dari Linggapura,
orangnya smart, aktif, senang mendongeng...
senang dengan dunia anak-anak makanya jadi guru TK 
di TK Aisyiyah Dudukan Linggapura


 Ketua II, Titi Supriyatin
Momty (Panggilan akrabnya nich)....
suka banget dengan traveling and yang berhubungan dengan dunia masak-memasak...
orangnya super sibuk.....apalagi kalo dah ada pesanan catering, ga bakal kelihatan ditokonya, 
tapi kalo dah buat Nasyiah,,,pasti semangat banget.



Sekretaris I, Naili Inayati, S.Pd.I
Nah...inilah sang sekretaris yang emang sukanya tulis menulis
sekarang ini lagi suka..banget menjelajahi dunia maya, 
biar tambah smart lho...(he..he...)
saat ini mengajar di MI Muhammadiyah Linggapura



 
 Sekretaris II, Ulfatur Rosyidah, S.Pd.I
orangnya tertutup, tapi...suka bercanda....baik hati dan tidak sombong...
jago ngeMC lho...suaranya kan bagus.
udah sarjana tapi masih sibuk kuliah terus...
ya, mudah-mudahan cepat selesai kuliahnya.
Kesibukannya mengajar di SMA Yanuris Linggapura


  

Bendahara I, Nur Syafa'ati, S.H
inilah yang mengelola keuangan PCNA Tonjong...
orangnya suka bercanda, tegas, kalau mau ngadain pertemuan terserah sang Bendahara
orangnya sibuk....sekarang ini lagi nyelesein skripsi di bidang pendidikan...
gelarnya banyak banget...sampe bingung nyebutnya...
Dinasnya menjadi Guru di SDN Linggapura 01








Bendahara II, Jaujatun
orannya yang dibelakang tuh.....emang tertutup...
tapi aktif sekali di Nasyiah,,,orangnya enakan, ga susah.
apalagi kalau soal mencari dana..pasti cepat.


Departemen Ekonomi, Khusnul Khotimah
fotonya didepan...emang lengket banget dengan bendahara II, 
kaya prangko aja ga mau dipisahin.
orangnya paling tegas di Nasyiah cabang Tonjong nich,, 
dia pemegang keuangan koperasi....
meskipun dah lama di Nasyiah, semangatnya ga pernah luntur
Salut buat Mba Khusnul...

Anggota PCNA Tonjong




Sifaul Khakikoh, S.Pd
 Kepribadiannya ramah, murah senyum
 Beliau Kepala TK Aisyiyah Linggapura
kediamannya di Tonjong





           

Sumarni
 Orangnya pandai mengaji (qori'), murah senyum
Kepala TK Aisyiyah Kutamendala,
rumahnya di Karangsawah

Betul ayu-ayu kan pengurus Nasyiah cabang Tonjong...
semuanya ramah, baik hati dan tidak sombong.
suka bercanda juga...
tapi kalu dah bicara tentang jalannya organisasi
kita semua serius...tapi ga spanneng.
dengan mengenal lebih dekat..,
pasti sobat muda tambah sayang dengan Nasyiah.
salam  
Al birru manittaqoo



Read More..

MUSYCAB PCNA TONJONG MUKTAMAR XI

 
 Ketua Umum PDNA Brebes Sdri UMI KHODIROH, S.Ag
saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Musycab







Ketua Umum 2006-2010 AFRIDATUL LAELA AMAR, A.Ma 
saat serah terima dengan ketua terpilih
Ketua Umum 2010-2014 DWI TUTI HASTUTI, S.Ag (dari kiri)



 Ketua Umum Terpilih Periode 2010-2014
DWI TUTI HASTUTI, S.Ag
Read More..

Selasa, 28 Februari 2012

Hari Kartini 2011

 KEGIATAN HARI KARTINI

yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Tonjong
pada hari Jum'at, 22 April 2011 di MI Muhammadiyah Linggapura 

   


Suasana Pengajian Akbar dengan tema  
"Ghiroh gerakan perempuan dalam rangka pembangunan dan Pemberdayaan Ummat"




Ibu Umi Khodiroh, S.Ag sebagai Ketua Umum PDNA Brebes sekaligus Mubalighot 
yang sedang memberikan semangat, ghiroh kepada gerakan perempuan.



Lomba merangkai Bunga


Lomba merias wajah tanpa cermin






Lomba Membuat makanan berbahan dasar Mie
Read More..

Sabtu, 24 Desember 2011

SEJARAH NASYIAH

Berdirinya Nasyi'atul Aisyiyah (NA) juga tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan rentang sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat memperhatikan keberlangsungan kader penerus perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun ummat memerlukan kader-kader yang tangguh yang akan meneruskan estafet perjuangan dari para pendahulu di lingkungan Muhammadiyah.



Gagasan mendirikan NA sebenarnya bermula dari ide Somodirdjo, seorang guru Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah, ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat terdorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, baik dalam bidang spiritual, intelektual, maupun jasmaninya.

Gagasan Somodirdjo ini digulirkan dalam bentuk menambah pelajaran praktek kepada para muridnya, dan diwadahi dalam kegiatan bersama. Dengan bantuan Hadjid, seorang kepala guru agama di Standart School Muhammadiyah, maka pada tahun 1919 Somodirdjo berhasil mendirikan perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja putra-putri siswa Standart School Muhammadiyah. Perkumpulan tersebut diberi nama Siswa Praja (SP). Tujuan dibentuknya Siswa Praja adalah menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama.

Pada awalnya, SP mempunyai ranting-ranting di sekolah Muhammadiyah yang ada, yaitu di Suronatan, Karangkajen, Bausasran, dan Kotagede. Seminggu sekali anggota SP Pusat memberi tuntunan ke ranting-ranting. Setelah lima bulan berjalan, diadakan pemisahan antara anggota laki-laki dan perempuan dalam SP. Kegiatan SP Wanita dipusatkan di rumah Haji Irsyad (sekarang Musholla Aisyiyah Kauman). Kegiatan SP Wanita adalah pengajian, berpidato, jama'ah subuh, membunyikan kentongan untuk membangunkan umat Islam Kauman agar menjalankan kewajibannya yaitu shalat shubuh, mengadakan peringatan hari-hari besar Islam, dan kegiatan keputrian.

Perkembangan SP cukup pesat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mulai segmented dan terklasifikasi dengan baik. Kegiatan Thalabus Sa'adah diseleng-gerakan untuk anak-anak di atas umur 15 tahun. Aktivitas Tajmilul Akhlak diadakan untuk anak-anak berumur 10-15 tahun. Dirasatul Bannat diselenggarakan dalam bentuk pengajian sesudah Maghrib bagi anak-anak kecil. Jam'iatul Athfal dilaksanakan seminggu dua kali untuk anak-anak yang berumut 7-10 tahun. Sementara itu juga diselenggarakan tamasya ke luar kota setiap satu bulan sekali.

Kegiatan SP Wanita merupakan terobosan yang inovatif dalam melakukan emansipasi wanita di tengah kultur masyarakat feodal saat itu. Kultur patriarkhis saat itu benar-benar mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga. Para orang tua seringkali melarang anak perempuannya keluar rumah untuk aktifitas-aktifitas yang emansipatif. Namun dengan munculnya SP Wanita, kultur patriarkhis dan feodal tersebut bisa didobrak. Hadirnya SP Wanita sangat dirasakan manfaatnya, karena SP Wanita membekali wanita dan putri-putri Muhammadiyah dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan.

Pada tahun 1923, SP Wanita mulai diintegrasikan menjadi urusan Aisyiyah. Perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1924, SP Wanita telah mampu mendirikan Bustanul Athfal, yakni suatu gerakan untuk membina anak laki-laki dan perempuan yang berumur 4-5 tahun. Pelajaran pokok yang diberikan adalah dasar-dasar keislaman pada anak-anak. SP Wanita juga menerbitkan buku nyanyian berbahasa Jawa dengan nama Pujian Siswa Praja. Pada tahun 1926, kegiatan SP Wanita sudah menjangkau cabang-cabang di luar Yogyakarta.

Pada tahun 1929, Konggres Muhammadiyah yang ke-18 memutuskan bahwa semua cabang Muhammadiyah diharuskan mendirikan SP Wanita dengan sebutan Aisyiyah Urusan Siswa Praja. Pada tahun 1931 dalam Konggres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta diputuskan semua nama gerakan dalam Muhammadiyah harus memakai bahasa Arab atau bahasa Indonesia, karena cabang-cabang Muham-madiyah di luar Jawa sudah banyak yang didirikan (saat itu Muhammadiyah telah mempunyai cabang kurang lebih 400 buah). Dengan adanya keputusan itu, maka nama Siswa Praja Wanita diganti menjadi Nasyi'atul Aisyiyah (NA) yang masih di bawah koordinasi Aisyiyah.

Tahun 1935 NA melaksanakan kegiatan yang semakin agresif menurut ukuran saat itu. Mereka menga-dakan shalat Jum'at bersama-sama, mengadakan tabligh ke berbagai daerah, dan kursus administrasi. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aktifitas yang tidak wajar dilaksanakan oleh wanita pada saat itu.

Pada Konggres Muhammadiyah ke-26 tahun 1938 di Yogyakarta diputuskan bahwa Simbol Padi menjadi simbol NA, yang sekaligus juga menetapkan nyanyian Simbol Padi sebagai Mars NA. Perkembangan NA semakin pesat pada tahun 1939 dengan diseleng-garakannya Taman Aisyiyah yang mengakomodasikan potensi, minat, dan bakat putri-putri NA untuk dikem-bangkan. Selain itu, Taman Aisyiyah juga menghimpun lagu-lagu yang dikarang oleh komponis-komponis Muhammadiyah dan dibukukan dengan diberi nama Kumandang Nasyi'ah.

Pada masa sekitar revolusi, percaturan politik dunia

yang mempengaruhi Indonesia membawa akibat yang besar atas kehidupan masyarakat. Organisasi NA mengalami kemacetan. NA hampir tidak terdengar lagi perannya di tengah-tengah masyarakat. Baru setelah situasi mengijinkan, tahun 1950, Muhammadiyah mengadakan Muktamar untuk mendinamisasikan gerak dan langkahnya. Muktamar tersebut memutuskan bahwa Aisyiyah ditingkatkan menjadi otonom. NA dijadikan bagian yang diistimewakan dalam Aisyiyah, sehingga terbentuk Pimpinan Aisyiyah seksi NA di seluruh level pimpinan Aisyiyah. Dengan demikian, hal ini berarti NA berhak mengadakan konferensi tersendiri.

Pada Muktamar Muhammadiyah di Palembang tahun 1957, dari Muktamar Aisyiyah disampaikan sebuah prasaran untuk mengaktifkan anggota NA yang pokok isinya mengharapkan kepada Aisyiyah untuk memberi hak otonom kepada NA. Prasaran tersebut disampaikan oleh Baroroh. Selanjutnya pada Muktamar Muham-madiyah di Jakarta pada tahun 1962, NA diberi kesempatan untuk mengadakan musyawarah tersendiri. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh NA dengan menghasilkan rencana kerja yang tersistematis sebagai sebuah organisasi.

Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1963 diputuskan untuk memberi status otonom kepada NA. Di bawah kepemimpinan Majelis Bimbingan Pemuda, NA yang saat itu diketuai oleh Siti Karimah mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk mengadakan musyawarahnya yang pertama di Bandung. Dengan didahului mengadakan konferensi di Solo, maka berhasillah NA dengan munasnya pada tahun 1965 bersama-sama dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Bandung. Dalam Munas yang pertama kali, tampaklah wajah-wajah baru dari 33 daerah dan 166 cabang dengan penuh semangat, akhirnya dengan secara organisatoris NA berhasil mendapatkan status yang baru sebagai organisasi otonom Muhammadiyah.
Read More..

KEPRIBADIAN NASYIATUL 'AISYIYAH



MATAN DAN MISI KEPRIBADIAN NASYIATUL AISYIYAH

Kepribadian Nasyiatul Aisyiyah adalah keseluruhan jiwa raga yang dimiliki Nasyiatul Aisyiyah baik individu maupun jamaah, sebagai putri-putri islam yang berperan sebagai kader umat, kader persyarikatan dan kader bangsa yang tercermin dalam perbuatan, sikap dan akhlaknya. Secara utuh, matan kepribadiaan Nasyiah dapat diketahui sebagaii berikut:

1.    Hakekat dan Misi Nasyiatul Aisyiyah

        Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri Islam, ialah menggerakkan putrid-putri Islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta mengajak dan mengarahkan orang lain sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah menuju terbentuknya putrid Islamyang berakhlaqul karimah.
        Dengan gerakan tersebut Nasyiatul Aisyiyah bermaksud membina dan membentuk putri Islam yang berarti bagi agama, bangsa dan negara menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah senantiasa mengemban amanah sebagai kader umat, kader persyarikatan dan kader bangsa yang akan melangsungkan perjuangan umat Islam dan bangsa Indonesia melalui persyarikatan Muhammadiyah.
Kesemuanya itu dilaksanakan atas dasar musyawarah dengan senantiasa mengharap ridho Allah semata.

2.    Dasar Usaha dan Perjuangan Nasyiatul Aisyiyah

        Dalam melaksanakan usahanya menuju terbentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, bangsa dan negara, serta menjalankan fungsinya sebagai kader umat, kader persyarikatan, dan kader bangsa, Nasyiatul Aisyiyah mendasarkan usaha dan perjuangannya diatas prinsip-prinsip yang terkandung dalam Muqodimah Anggaran Dasarnya, yaitu:

  1. Hidup manusia harus berdasar taukhid, ibadah dan tat kepada Allah SWT.
  2. Menunaikan kewajiban terhadap agama, bangsa dan negara serta rumah tangga, agar terwujud masyarakat yang indah bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun
  3. Berakhlaqul karimah, memuliakan agama, suka dan ikhlas bekerja karena Allah serta senantiasa berjuang dengan gembira
  4. Melancarkan Dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar
  5. Melancarkan amal usaha dan perjuangan, serta meningkatkan funsi dan peran Nasyiatul Aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah/ Aisyiyah

3.    Pedoman Usaha dan Perjuangan Nasyiatul Aisyiyah

        Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut diatas, maka segala usaha dan perjuangan Nasyiatul Aisyiyah dalam mencapai tujuannya, harus berpedoman kepada “ Berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Al Sunnah bergerak  membentuk pribadi putrid Islam yang mampu membangun masyarakat utama, dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT.”


4.    Sifat Nasyiatul Aisyiyah

        Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam (1) hakekat dan misi Nasyiatul Aisyiyah, (2) dasar usaha dan perjuangannya, (3) pedoaman usaha dan perjuangannya, maka Nasyiatul Aisyiyah memiliki  dan wajib  memelihara sifat-sifatnya  sebagai jamaah maupun pribadi, terutama sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Beramal dan berjuang untuk terwujudnya pribadi putri Islam yang berakhlaqul karimah serta bertanggung jawab terhadap agama, bangsa dan negara serta rumah tangga.
  2. Menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah
  3. Bersifat keagamaan, kemasyarakatan dan kepemudaan (keputrian)
  4. Mengindahkan segala hukum., undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah  negara yang sah
  5. Amar ma’ruf nahi munkar disegala lapangan dan menjadi teladan yang baik
  6. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana
Read More..

Senin, 28 Februari 2011

Proposal Hari Kartini

 
 
PROPOSAL PROJECT
LOMBA DALAM RANGKA PERINGATAN HARI KARTINI
PIMPINAN CABANG NASYI’ATUL AISYIYAH TONJONG
TAHUN 2011

A.           LATAR BELAKANG
Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengenang jasa para pahlawannya, selain itu juga sangat melindungi dan melestarikan budayanya, termasuk adat-istiadat bangsanya. Hal ini merupakan modal berharga bagi upaya pemantapan ketahanan mental spiritual dalam menghadapi pengaruh negatif yang dibawa oleh arus globalisasi yang terjadi pada saat ini. Apabila tidak kita waspadai, bukan tidak mungkin bahwa hal itu akan bisa menimbulkan erosi terhadap budaya bangsa kita.
Perempuan adalah bagian dari masyarakat yang berhubungan sangat erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat. Dalam keadaan krisis perekonomian, perempuanlah yang paling merasakan akibat dari krisis tersebut. Akan tetapi, dalam keadaan yang kritis, seringkali perempuan lebih mempunyai inisiatif, bangkit dan menggerakkan masyarakat sekitarnya untuk memperbaiki kondisi perekonomian, mulai dari perekonomian keluarga, meluas sampai ke perekonomian rakyat.
R.A. Kartini (1879-1904) adalah pelopor dan pendahulu perjuangan untuk pendidikan perempuan dan persamaan hak perempuan. Kartini berpendapat bahwa bila perempuan ingin maju dan mandiri, maka perempuan harus mendapat pendidikan. Kartini selama ini kita kenal sebagai seorang pejuang emansipasi perempuan, terutama di bidang pendidikan. Kartinilah yang membangun pola pikir kemajuan, dengan cara menggugah kesadaran orang-orang sejamannya, bahwa kaum perempuan harus bersekolah.
Bagi Kartini, perempuan harus terpelajar sehingga dapat bekerja sendiri, mencari nafkah sendiri, mengembangkan seluruh kemampuan dirinya, dan tidak tergantung pada siapa pun, termasuk suaminya. Mengingat suasana pada waktu itu, ketika adat feodal masih sangat kental di sekeliling R.A. Kartini, maka dapat kita bayangkan, betapa maju dan progresifnya pikiran R.A. Kartini tersebut. Selain itu, meskipun dalam situasi pingitan, terisolasi, dan merasa sunyi, Kartini mampu membangun satu gagasan politik yang progresif pada jaman itu, baik untuk kepentingan kaum perempuan maupun bagi para kawula miskin di tanah jajahan.
Kartini adalah simbol gerakan perempuan Indonesia yang mengawali seluruh tradisi dan intelektual gerakan perempuan Indonesia, berikut gagasan paling awal dalam melihat ketertindasan rakyat di bawah feodalisme dan kapitalisme. Mungkin saja bahwa gagasan dari R.A. Kartini ini turut menginspirasi Dr. Soetomo untuk membentuk pergerakan kebangsaan yang berbentuk Kebangkitan Nasional.
Setelah kebangkitan nasional, perjuangan perempuan semakin terorganisir. Seiring dengan terbentuknya berbagai organisasi nasional atau pun partai politik, maka pergerakan perempuan pun mulai terbentuk, baik sebagai sayap atau bagian dari organisasi perempuan yang sudah ada, atau pun membentuk wadah organisasi perempuan tersendiri yang dilaksanakan oleh perjuangan perempuan di satu sektor atau tingkat tertentu. Di sisi lain, perkembangan gerakan berbasiskan agama, seperti Muhammadiyah, turut pula membentuk polarisasi dalam gerakan perempuan, yaitu Aisyiah.
Nasyi’atul ‘Aisyiyah sebagai organisasi otonom dan kader Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keperempuanan, kemasyarakatan, dan keagamaan, sangat menyadari bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Kartini memberikan semangat yang sangat besar bagi perempuan Indonesia untuk selalu mengembangkan kemampuan dirinya baik dari sisi intelektualnya maupun dari sisi keperempuannanya.
Dengan adanya momen Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, Pimpinan Cabang Nasyi’atul ‘Aisyiyah Tonjong sebagai wadah pembinaan putri Islam bemaksud mengadakan lomba-lomba dalam rangka peringatan hari Kartini tahun 2011 sebagai usaha meningkatkan kualitas perempuan dalam bidang keterampilan dan mengembangkan jiwa-jiwa wirausaha.
 

B.          LANDASAN
1.      Anggaran Dasar Nasyi’atul ‘Aisyiyah Bab II Pasal 6
2.      Program Kerja Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pimpinan Cabang Nasyi’atul ‘Aisyiyah Tonjong Periode 2010-2014

C.          NAMA
Lomba dalam Rangka Peringatan Hari Kartini Tahun 2011

D.          TEMA
“ Ghiroh gerakan perempuan dalam rangka pembangunan dan Pemberdayaan Ummat “

E.           TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.      Mengobarkan semangat perjuangan RA. Kartini
2.      Menjadi ajang apresiasi dan kreasi kaum perempuan dalam bidang keterampilan
3.      Menjunjung sikap sportifitas
4.      Menjalin kerjasama antara Nasyi’atul ‘Aisyiyah dengan pihak sponsor
5.      Mempererat tali persaudaraan antara anggota Nasyi’atul ‘Aisyiyah dengan anggota Fatayat NU
6.      Meningkatkan rasa nasionalisme

F.           PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Hari, tanggal              : Jum’at, 22 April 2011M
Waktu                         : 08.00 - 15.00 WIB
Tempat                       : Komplek MI – SMP Muhammadiyah Linggapura Tonjong
G.          BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan lomba dalam rangka peringatan Hari Kartini tahun 2011 adalah :
1.      Lomba membuat dan merangkai bunga
2.      Lomba membuat dan menghidangkan masakan/jajanan berbahan dasar mie
3.      Lomba merias wajah dipadu padankan dengan kreasi jilbab tanpa cermin
4.      Bazaar
5.      Pengajian Akbar

H.          PESERTA
Peserta dari kegiatan ini yaitu :
1.      Anggota Ranting Nasyi’atul ‘Aisyiyah se-cabang Tonjong
2.      Anggota Ranting Fatayat NU se-Anak Cabang Tonjong
3.      Masyarakat Umum

I.              MANUAL ACARA
Jum’at, 22 April 2011
Waktu
Kegiatan
Pelaksana
08.00 – 09.00
Registrasi Peserta
OC
09.00 – 09.30
Pembukaan dan Penjelasan Teknik Lomba
Sie Acara
09.30 – 11.30
Pelaksanaan Lomba
Koord. Lomba
11.30 – 13.00
ISHOMA

13.00 – 16.00
Pengajian Akbar dan
Pengumuman Pemenang dan penyerahan Trophi
Sie Acara
16.00
Penutup


J.            KEPANITIAAN
         Penanggung jawab                        : Ketua Umum PCNA Tonjong
                                                                    Dwi Tuti Hastuti, S.Ag
Ketua                                               : Titi Supriyatin
Sekretaris                                       : Ulfatur Rosidah, S.Pd.I
Bendahara                                      : Khusnul Khotimah Amar
Sie Acara                                        : Nur Syafa’ati, A.Ma.Pd
Koordinator Lomba & Bazaar      : 1. Yuli Astuti, S.Pd.I
                                                           2. Afridatul Laela Amar
                                                           3. Naili Inayati, S.Pd.I
                                                           4. Nur Laela
Sie Konsumsi                                 : 1. Jaujatun
                                                           2. Novi Herawati
Sie Perlengkapan                          : 1. Lia Rosmawati
                                                           2. Muzayaroh, S.Pd.I
                                                           3. Yossi Dian

K.          ESTIMASI DANA
         Terlampir

L.           PENUTUP
Harapan dan cita-cita mewujdkan tatanan masyarakat yang berkesetaraan dan berkepribadian sesuai nilai-nilai Islam harus diusahakan dengan sistematis dan terorganisir. Semua ini dapat dilakukan dengan peran aktif yang kontinu dan berkesinambungan. Semoga usaha kita memberikan sumbangsih yang berharga bagi peningkatan kualitas pemberdayaan perempuan.


Tonjong, 14 Februari 2011
Ketua Panitia,



Titi Supriyatin
Sekretaris,



Ulfatur Rosidah, S.Pd.I


Mengetahui,
Pimpinan Cabang Nasyi’atul ‘Aisyiyah Tonjong



Dwi Tuti Hastuti, S.Ag
Ketua Umum

ESTIMASI ANGGARAN
A.     ESTIMASI PENGELUARAN








B.    ESTIMASI PEMASUKAN
     


Tonjong, 14 Februari 2011
Ketua Panitia,



Titi Supriyatin
Bendahara Panitia,



Khusnul Khotimah Amar

Mengetahui,
Pimpinan Cabang Nasyi’atul ‘Aisyiyah Tonjong



Dwi Tuti Hastuti, S.Ag
Ketua Umum


Read More..